Efek Drakor saat Stay at Home
Masa pandemi sejak Maret 2020 membuat orang untuk stay at home dan mengurangi aktivitas di luar. Segala sesuatu dilakukan di rumah. Pada awalnya tentu menimbulkan rasa galau apalagi buat emak-emak macam saya. Full time mom yang kerjaannya ngurus tata laksana rumah, antar jemput anak, jumpa Kang sayur, arisan, ngelurusin kaki di mal, pengajian atau sekedar janjian untuk ngobrol sembari ngopi pagi. Emak yang mendapatkan ‘me time’ saat anak-anak belajar di sekolah dan suami kerja di kantor.
Saya sendiri sudah menjadi penggemar drakor sejak dua tahun lalu. Me time sering saya gunakan untuk drakor. Nah, tulisan ini terinspirasi dari beberapa teman yang biasanya enggak mau nonton drakor. Kenapa nggak mau nonton drakor? Takut kecanduan, takut baper, susah move on atau bahkan alasan yang ektrim “kayak enggak ada kerjaan lain aja sih.” Ketika masa stay at home, mulailah tumbang idealisme No drakor. Racun drakor saat stay at home merebak bagai aroma melati. Kebetulan juga saat awal pandemik, ada serial drakor yang menguras emosi gemas emak-emak, kisah perselingkuhan.
Menghabiskan waktu stay at home dengan membabat serial-serial drakor yang pernah hits dan mengikuti drakor yang sedang tayang. Waktu pun berlalu tanpa disadari karena asyik menikmati drakor. Stay at home enggak terasa membosankan kan, yiiipiiie hidup drakor.
Selain untuk menghabiskan waktu, nonton drakor ternyata ada keuntungannya loh buat emak-emak, yaitu :
- Lebih kenal kuliner Korea. Kalau sebelumya cuma tahu ramen (ramyeon) dan kimchi, drakor membuat para emak lebih familiar dengan kuliner ala Korea. Sebut Saja Tteokbokki, Jjajangmyeon, Jjampong, Bibimbap, Kimbap, Miyeokguk, dan Japchae. Seringnya melihat dan mendengar menu tersebut membuat jiwa emak ingin mencoba menu tersebut. Sisi positifnya ada referensi menu baru, bahkan ada yang mendapatkan rezeki menjadi reseller produk kuliner tersebut. Daebak…daebak.
Tteokbokki pict from https://www.itslizmiu.com/recipes/tteokbokki
Japchae pict from https://omnivorescookbook.com/japchae/
- Akrab dengan merk kosmetik dan riasan ala Korea. Drakor membuat para emak tergoda untuk mencoba berbagai produk skin care dan make up yang digunakan artis di drakor. Beberapa kosmetik Korea sudah memiliki toko di Indonesia, sepeti Innisfree, Laneige, dan Nature Republic. Sementara beberapa merk lain bisa dibeli melalui belanja online. Riasan wajah juga mendapatkan perhatian dari para emak yang akhirnya belajar dari tutorial online. Nah, siapa tahu jika kemampuan merias ala korea bisa mendatangkan cuan di kemudian hari.
- Mendadak mahir kosa kata Korea. Kalau sebelumnya hanya mendengar beberapa kosa kata yang akrab di telinga sepeti kamsahamida, oppa atau saranghaeyo, sekarang bak kamus bahasa korea. Kata sunbae, PD-nim, sajang-nim, yorobun, ahjumma, ahjussi, noona, ottoke, omo dan aigo mewarnai keseharian. Enggak usah kuatir ya emak-emak, kosa kata itu berguna kok kalau tiba-tiba ada rezeki piknik ke Korea.
- Termotivasi punya kulit glowing. Melihat aktris Korea yang memiliki kulit wajah licin kinclong alias glowing memotivasi para emak untuk merawat kulit wajah. Adegan drakor sering menunjukkan memakai masker sebelum tidur, pemakaian serum dan menyemprotkan facial mist. Buat para suami, jangan kaget ya kalau tiba-tiba istrinya rajin pakai masker sebelum tidur karena itu salah satu langkah emak menuju wajah glowing.
- Akrab dengan oppa-oppa ganteng. Ciri khas oppa Korea, berbadan tinggi, kurus, dada dan perut bak roti sobek membuat hati para emak meronta. Memiliki idola baru yang ganteng ala Asia membangkitkan jiwa muda berkobar kembali seperti mulai kepo sosial media para oppa. Beberapa nama cogan Korea pun menjadi idola baru seperti Hyun Bin, Lee Min-ho, Park Seo-joon, Jung Hae-in, Ji Chang-wook dan Lee Jong-suk. Kalau sebelumnya istilah Fangirl untuk kumpulan fans remaja perempuan, mungkin karena pandemi ini akan muncul istilah FansMom untuk kumpulan fans emak-emak yang sudah menikah.
Hyunbin pict from [2019.12.09] Crash Landing on You Press Conference
Itulah beberapa keuntungan nonton drakor saat stay at home. Ada hal-hal positif yang bisa diambil jika kita bisa mengambil hikmahnya. Mencoba resep menu Korea, belajar bahasa Korea, review produk, atau bahkan berniaga barang-barang Korea sesuai dengan trend.
Emak-emak stay at home, yang jiwa drakornya masih menyala dan berkobar dengan marathon nonton drakor, tetap jaga kondisi dengan istirahat yang cukup dan asupan yang bergizi. Tetap produktif dan waras stay at home. Asupan mata dan hati sudah tercukupi kan dengan hadirnya oppa-oppa roti sobek.
Comments
Wah iya makin banyak yang nonton Drakor ya..aku juga hiburannya ya Drakor karena ngga bisa keluar rumah huhu semoga ada rezekinya ke Korea aamiin hihi
Aamiin Aamiin mb Dedew, nanti seret aku juga ya ke Koreanya. sementara ini kita ke korea via drakor dulu
Korea itu itu pintar banget jualan negaranya. Entah lewat drama atau musik, unsur budaya mereka digambarkan dan disampaikan dengan jelas. Saya juga kenal banyak makanan korea gara-gara sering nonton Drakor 🙂
betul mb Evi, dengan drakor dan Kpop mereka bisa “menjual” hal lain juga.Cerdas ya.
Aku termasuk salah satu yang alasan gak mau nonton drakor nya Mba Wida tulis hehe. Gak mau nanti akan keterusan, dan itu beneran terjadi, walaupun aku bukan emak2 dan nnton drakor msh hitungan jari tangan kanan doang, hehe tapi beneran sampe pernah bikin aku berhasil nangis haha. Sekarang temen2 ku pada komporin untuk nontondrakor2 yg lain 😉
takut efek candunya ya mas Adhe. mungkin aku harus komporin juga nih 🙂
Aku juga selama wfh lebih sering nonton series (bukan pencinta Korea). Sampai tekor nih pulsa internet belum sampai sebulan sudah habis heehe
waaa bahaya ya wfh malah bikin tekor paket data 🙁 .
Mereka emang hebat ya?
Sumber daya alam terbatas karena itu mendulang dollar eh won, dengan kreativitas.
Andai kita punya semangat seperti mereka ya?
betul mbak Maria, mereka sedikit demi sedikit menguasai bisnis dari drama, Kpop, kosmetik, kuliner. warga +62 apa kabar hahaha
semakin banyak yang nonton drakor ditengah pandemi gini termasuk mama papaku hehehe
Selamat datang mama dan papanya Angga di dunia Drakor :). mungkin supaya ada tontonan dan bisa relaks.
Wkwk…jadi inget waktu terakhir ke Korea Oktober lalu. Bawa orang yg doyan bgt nonton drakor. Dia sampe hapal makanan Korea, lokasi syutingnya juga. Berguna yaa….
Serasa didongengin gitu ya mb Rahma. Emang fans drakor tuh daebak.
Iya nih. Jadi cukup tau tentang penyebab kulit altris Korea jadi Glowing. Tapi ada 1 drakor juga yang bikin gimanaaaa gitu. Judulnya My ID Is Gangnam Beuaty, tentang oplas di Korea sana, Mba.
Glowing glowing bikin iri hihihihi. Nah pas liat artis my ID jadi tahu yg kulit asli dan yang oplas
Banyak hal didapat ya Mba dari info2 drama seperti ini? Saya pun suka mengambil wawasan-wawasan menarik yang ada di film-film. Misalnya saat nonton yang ambil setting di Columbia, saya jadi tahu ternyata di sana bertani jagung dan alamnya indah seperti Indonesia 😀
Bisa belajar kuliner khas juga seperti nachos dari meksiko itu karena nonton film 😀
Oh ya teokboki ini anak saya doyan saya pengin bikin sendiri takut gak enak hahaha
Betul teh dari sebuah film kita bisa belajar tentang hal-hal lain seperti kuliner, keindahan alam dll. Aku biasanya beli tteokboki yang instan, dimasak kayak mie instan aja
Emang stay at home membuat banyak orang suka menonton Drakor walapun awalnya tidak suka haha. Tapi hingga saat ini mungki aku salah satu orang yang belum nonton drakor juga haha. Nggak tau kalo besok-besok hehe
Bang Ipul perlu dikasih racun-racun drakor nih hihihi.. orang-orang mungkin udah mati gaya jadi memutuskan konton drakar saat pandemi
Selalu ad hikmah dari setiap peristiwa ya. Apalagi kalau kitanya pintar melihat ide dan peluang.
Ternyata baca di komentar teman, bukan saya saja yg tidak nonton Drakor selama pandemi ini…
tepat mbak… kita perlu membuka pikiran agar bisa mengambil hikmah dari setiap peristiwa.
Nonton drakor memang selalu asik kalo nyimak dari awal dan efek nya selalu ketagihan ya
betul.. selain ketagihan ada efek lain juga, seperti belajar kuliner Kereta. Hidup Drakor yeeey